Peningkatan Keberdayaan dan Pendapatan Kelompok Tani Dompon Melalui Penanaman Padi Organik Premium dan Penangkaran Tyto Alba

Authors

  • Sri Suwartiningsih Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia Author
  • Lasmono Tri Sunaryanto Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia Author
  • Andree Wijaya Setiawan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.54783/2qasq768

Keywords:

Pertanian Organik, Burung Hantu, Kelompok Tani, Beras Organik.

Abstract

Desa Purworejo adalah satu dari 17 desa di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, terletak di antara Kota Salatiga dengan Kabupaten Boyolali, dengan luas wilayah 169,52 ha terdiri atas lahan sawah 101,14 ha, tegalan 9,70 ha dan non pertanian 58,68 ha. Permasalahan pertanian yang dihadapi antara lain: luas kepemilikan lahan sekitar 0,32 ha/kk; penggunaan pupuk kimiawi/anorganik sangat tinggi sehingga lahan pertanian menjadi semakin “sakit”; penggunaan pembasmi hama dan penyakit berbahan kimia yang tinggi; ancaman hama tikus; pengetahuan petani masih sangat terbatas; serta keterlibatan petani dalam kegiatan-kegiatan kelompok tani masih sangat terbatas. Di pihak lain pengetahuan para pengurus kelompok tani juga masih kurang; serta jenis padi yang dihasilkan kualitas medium sehingga harganya relatif murah di pasar. Karena produktivitas rencah maka sebagian besar hasil padi masih untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Petani belum mampu dan tidak berani menanam padi organik dengan kualitas premium yang sebenarnya memiliki harga lebih tinggi di pasar. Solusi permasalahan pertanian dilaksanakan melalui program Program Kemitraan Masyarakat dengan Peningkatan Keberdayaan dan Pendapatan Kelompok Tani Dompon Melalui Penanaman Padi Organik Premium dan Penangkaran Burung Hantu (Tyto Alba). Melalui kegiatan PKM ini terjadi perubahan perilaku petani di kelompok tani Dompon untuk mulai menanam tanaman organik dan penangkaran burung hantu sehingga hama tikus bisa dihindari. Anggota Kelompok Tani Dompon dapat: 1) belajar dan menerapkan teknologi pertanian terpadu yang ramah lingkungan; 2) produktivitas dan produksi lahan sawahnya meningkat; 3) menghasilkan produk beras organik kualitas premium; serta 4) membasmi hama tikus dengan cara yang lebih ramah lingkungan menggunakan burung hantu (Tyto alba) yang menjadi musuh alami tikus.

References

Biro Pusat Statistik Kabupaten Semarang. (2017). Kecamatan Suruh Dalam Angka 2018. BPS, Katalog: 1102001.3322040.

Desa Purworejo. (2018). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-DESA) Tahun 2018–2022 dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-DESA) Tahun 2019. Desa Purworejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

Yulipriyanto, H. (1997). Penerapan Sistem Pertanian Terpadu Dalam Rangka Pelestarian Produksi Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan. Cakrawala Pendidikan, 1(XVI).

Setiabudi, J., Izzati, M., & Kismartini, (2015). Analisis Prioritas Kebijakan Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto alba) Sebagai Pengendalian Hama Tikus Sawah yang Ramah Lingkungan di Kabupaten Semarang. Indonesian Journal of Conservation, 4(1), 67-73.

Downloads

Published

20-06-2022

How to Cite

Peningkatan Keberdayaan dan Pendapatan Kelompok Tani Dompon Melalui Penanaman Padi Organik Premium dan Penangkaran Tyto Alba. (2022). Jurnal Abdimas Peradaban, 3(1), 63-72. https://doi.org/10.54783/2qasq768

Most read articles by the same author(s)

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.